Madura memiliki obyek wisata yang tersebar dari wilayah Bangkalan (kabupaten paling Barat) sampai Sumenep (paling Timur). Di daerah Bangkalan misalnya, terdapat taman wisata Arosbaya. Tempat peninggalan Cakraningrat yang bernama air mata ibu ini terletak di sekitar 11 km arah
Sedang di kabupaten Sampang terdapat pantai Camplong. Lokasi pantai yang terkenal dengan air hangat ini terletak antara
Menuju arah Timur perjalanan dilanjutkan ke
Dari Pamekasan, kita bisa melanjutkan perjalanan ke kabupaten Sumenep. Memasuki kabupaten di ujung Timur pulau Madura ini kita bisa melihat dan merasakan kalau Sumenep merupakan
Masjid Jami’ Sumenep merupakan salah satu dari 10 masjid tertua di
Sekarang keraton itu berfungsi sebagai rumah dinas Bupati dan museum yang menyimpan koleksi-koleksi peninggalan sejarah Madura. Di kompleks keraton ini kita bisa melihat berbagai peninggalan sejarah kerajaan Sumenep antara lain ada Taman Sare, semacam kolam renang yang konon tempat ini dipakai raja dan keluarganya mandi atau berendam. Di sudut halaman lain bisa kita temui kereta kuda, kendaraan raja waktu itu.
Dari tengah
Di dalam kubah Pangeran Pulang Jiwa terdapat 7 makam, yakni makam Pangeran Angga Dipa, Pangeran Sepu Wirosari, pendiri masjid lama, Pangeran Rama, Raden Ayu Arta, Pangeran Pulang Jiwa, guru Pangeran Jimat dan dua makam yang belum dikenal.
Sedang di kubah Tumenggung Tirtonegoro terdapat 11 makam yaitu makam Tumenggung Tirtonegoro, Raden Ayu Tirtonegoro (istri), Raden Ario Pacinan (anak), cucu Raden Ayu Sultan Bangkalan, Kanjeng Gsuti R.A. Tumenggung Noto Kusumo, dan Kanjeng Gusti R.A. Pangeran Noto Kusumo.
Yang bersemayam di kubah Pangeran Djimat selain Pangeran Djimat juga ada 2 ipar Tumenggung Tirtonegoro yakni Ratu Ari, R.A. Wironegoro dan orang kerdil (pengikutnya)
Kubah Panembahan Sumolo letaknya agak berjauhan dengan 3 kubah tersebut. Di
Konon pemerintah jajahan pernah minta tolong Sri Sultan Abdoerrachman untuk menangkap Pangeran Diponegoro, dan Sri Sultan menyanggupinya karena Sultan sendiri berniat mengambil menantu.Untuk melaksanakan tugas itu Sri Sultan Abdoerrachman menemui ibu Pangeran Diponegoro dan menyampaikan maksudnya. Setelah mendapat restu, Sri Sultan Abdoerrachman berhasil menangkap Pangeran Diponegoro dengan selendang pemberian ibu Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro dibawa ke negeri Sumenep dan di tahan di desa Kepanjen. Sekarang tempat duduk dan sembahyang Pangeran Diponegoro yang terbuat dari batu masih ada di Asta Tinggi. (dyh)
0 komentar:
Posting Komentar