Beberapa waktu yang lalu (Sabtu, 24-05-2008 ), saya bersama rombongan sekolah pergi ke Yogyakarta dalam rangka perpisahan kelas VI. Bersama kedua orang tua saya berangkat dari rumah sekitar pukul 05.15 dan sampai di sekolah pukul 05.35 dengan menggunakan armada taxi Blue Bird. Sekitar pukul 05.45, seluruh peserta tour khususnya siswa kelas VI berkumpul di kelas. Mereka diabsen satu persatu oleh bapak guru dan diberi pengarahan oleh bapak kepala sekolah. Setelah itu kami semua berdo’a bersama.
Berselang beberapa menit, sekitar pukul 06.25 semua peserta berangkat menggunakan travel “Aneka Citra”. Fasilitas di dalam bus sangat memuaskan. Ada AC, televisi, DVD, pengeras suara, serta kursi yang empuk menambah suasana perjalanan semakin nyaman.
Selain fasilitasnya yang memuaskan, di dalam bus juga ditambah canda tawa dari teman-teman kelas VI, jadinya tidak sepi deh. Beberapa
Tidak terasa perjalanan kami telah sampai di Kota Ngawi. Perut keronconganpun mulai terasa. Matahari pun telah tampak dan akan menjadi semakin panas. Sesuai jadwal sebelumnya, semua peserta makan siang di Kota Ngawi tepatnya di Rumah Makan Putra Jawa Timur. Sekitar pukul 10.05, seluruh rombongan telah sampai di RM Putra Jawa Timur. Makanannya pun nikmat, ditambah dengan cara makannya yang prasmanan, sungguh memuaskan sekali. Beberapa saat kemudian empat bis rombongan dari SD lain datang hampir bersamaan. Tentu suasana rumah makan jadi hiruk pikuk. Apalagi sebelumnya sudah ada bis lain yang lebih dulu datang sebelum rombongan kami. Akhirnya setelah semua selesai makan siang rombongan SDN Airlangga V segera meninggalkan rumah makan tersebut. Karena jarum jam telah menunjukkan pukul 13.14, akhirnya kami semua berhenti di masjid Bazis Ukhuwah Islamiyah tepatnya di Kota Sragen untuk melaksanakan sholat Dhuhur dan Ashar. Setelah selesai sholat, kemudian kami melanjutkan perjalanan. Diiringi lagu-lagu dari kaset DVD, menambah perjalanan semakin nyaman. Canda tawa pun masih terdengar juga. Tidak hanya itu teman-teman juga bernyanyi dengan semangat. Tidak lama kemudian, suara itu semakin menghilang. Ternyata hampir semua teman-temanku lelah. Sebagian besar telah tidur.
Tak terasa, kami sudah memasuki wilayah kota Yogyakarta. Sekitar pukul 15.30, sampailah di Hotel “ Istana Batik ”. Ketika baru masuk, kami semua disambut dengan segelas minuman es sirup rasa jeruk yang segar sambil menunggu pembagian kamar tidur. Semua peserta langsung masuk ke kamarnya masing-masing, termasuk saya lho. Fasilitas hotel tersebut sungguh memuaskan sekali, diantaranya: ada kolam renang, taman dan ruang makan. sedangkan masing-masing kamar dilengkapi dengan AC, telivisi, telepon, kamar mandi, dan tentu saja tempat tidur.Karena ada kolam renangnya, teman-teman yang membawa baju renang langsung meluncur ke kolam renang. Di hotel tersebut juga terdapat peralatan gamelan lho, tapi sayang sedang tidak dipakai. Nuansa di dalam hotel mulai pintu masuk, kamar tidur, hingga bagian belangkang pun juga bernuansa Jawa-Yogya.
Pukul 17.00, Bapak Kepsek kami menyuruh agar semuanya bersiap-siap menuju Malioboro. Ternyata Malioboro itu seperti pedagang kaki
Karena perut sudah mulai keroncongan, semua peserta makan malam di RM Gudeg B.Tjitro. Rombongan kami berangkat dari hotel pukul 19.25. Selama perjalanan berlangsung, terlihat suasana Kota Yogya di waktu malam hari. Hanya 25 menit dari hotel, akhirnya sampai juga di RM B.Tjitro. Prasmanan merupakan cara ambil makan selama kami tour. Di meja makan terlihat nasi putih, nangka muda ( Gudeg ), cecek ( Kulit sapi ), telor rebus, dan ayam. Wah sungguh nikmat sekali. Tapi sayang lidahku tidak cocok dengan makanan tersebut terutama gudegnya. Rasanya itu kecut, entah itu memang sudah khasnya atau gudegnya lagi bau basi, aku juga tidak tahu. Setelah makan sudah selesai, kami semua merayakan perpisahan di tempat itu. Beraneka ragam penampilan dari teman-teman membuat suasana semakin meriah.
Pukul 21.39 semua peserta telah sampai di hotel. Banyak teman-teman yang belum langsung tidur. Banyak diantaranya masih ngrumpi ( ngobrol bareng ), main remi, dan kejar-kejaran. Kalau aku tidak ikut ngrumpi karena aku capek banget. Pukul 22.00 aku sudah tidak keluar kamar lagi. Aku langsung menuju pulau SURTALING (Kasur Bantal Guling) supaya keesokan harinya bias bangun lebih pagi. Banyak temanku yang tidur pukul 23.00, tapi bangunnya sekitar pukul 04.45 sedangkan saya bangu pukul 03.30.
Keesokan harinya, menurut jadwa seluruh rombongan akan menuju: Kyai Langgeng,
Sekitar pukul 06.22, seluruh peserta telah meninggalkan hotel dan langsung menuju ke Kyai Langgeng. Dalam perjalanan menuju taman wisata tersebut, tidak terlihat jalanan macet, maklumlah waktu itu hari Minggu. Tak terasa seluruh rombongan sudah sampai di Taman Wisata Kyai Langgeng. Pukul 07.30, semuanya telah turun dari bus dan menuju ke pintu masuk taman wisata. Semua peserta harus melewati puluhan anak tangga. Rasa capek dan lelah pun sudah terasa dibenak kami. Ternyata sungguh mengasyikkan. Di dalam Kyai Langgeng itu terdapat beraneka ragam permainan. Diantaranya: becak air, jet coster, naik kuda, dan masih manyak lagi. Kalau saya, hanya naik becak air dan kuda. Waktu saya naik kuda, wah sungguh pengalaman yang tak bisa terlupakan. Ketika itu, saya sudah naik di atas punggung kuda. Rasa takut dan was-was menyelimuti perasaan saya. Ternyata, selama ada di punggung kuda, kami tidak boleh menyentuh bulu kuda itu, karena kuda tadi bisa terasa geli, kalau sudah geli, kuda itu akan goyang-goyang dan menambah kami semakin takut. Nama Kyai Langgeng merupakan nama seorang pengawal dari Pangeran Diponegoro yang pernah berjuang di DI Yogyakarta. Luas
Tepat pukul 10.57, seluruh rombongan telah sampai di Candi
Saat kami masuk, kami disambut oleh orang yang menawarkan payung seharga Rp 2.000,00 karena di sekitar candi tersebut udaranya sangat panas.
Sebelum naik ke atas candi yang dibangun pada tahun 822 M tersebut, saya melihat banyak orang yang memanfaatkan kemegahan candi tersebut untuk dipotret. Kemudian saya bersama orang tua saya langsung naik ke atas candi. Jika kami naik dari depan, maka yang kami lihat adalah orang-orang yang saling berdesak-desakkan. Tetapi, jika kami naik dari samping tidak banyak orang yang berdesakkan. Rasa capek pun selalu timbul dari badan saya, saat saya menaiki ratusan anak tangga yang terbuat dari batu. Banyak patung-patung yang kurang sempurna. Seperti: kepalanya putul, lengannya, bahkan stupa kecilnya sampai tinggal separo. Mungkin karena candi itu telah berumur lebih dari ratusan tahun dan dibangun menggunakan batu serta tidak menggunakan semen. Banyak mitos yang mengatakan bahwa jika ada orang yang dapat memegang patung di dalam stupa besar, maka apa yang dicita-citakan akan terkabulkan.
Setelah melihat kemegahan Candi Borobudur, kami bertiga sebelum keluar kami berbelanja kaos
Tak terasa juga, dua tempat wisata telah kami kunjungi. Rasa lapar dan haus sedikit demi sedikit mulai terasa. Karena sudah melalui jam makan siang, kami semua berhenti di salah satu rumah makan di daerah Jawa Tengah. Sebelum makan, bagi yang Muslim diwajibkan untuk melaksanakan sholat Dzhuhur kemudian digabung dengan sholat Ashar, setelah itu kami menuju tempat duduk yang disediakan. Makanannya pun beragam dan rasanya pun hmmm lezat. Setelah semuanya makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Monjali (Monumen Jogja Kembali). Rasa ngantuk pun mulai terasa, karena sudah jamnya tidur siang, ada sebagian peserta yang melakukan tidur siang sebelum sampai di tujuan. Beberapa ruas jalan di sekitar Jawa Tengah telah kami lewati. Tak terasa hari sudah semakin sore. Jarum jam pun telah menunjukkan pukul 15.00 dan Alhamdulillah semua peserta telah sampai di Monjali.
Setelah semua peserta turun dari bus, para peserta langsung menuju ke pintu masuk Monjali. Sebelum masuk, kami disambut dengan tulisan-tulisan beberapa nama pahlawan yang telah gugur di
Setelah menaiki becak air, kami semua masuk ke Monjali. Begitu kami masuk, kami langsung melihat patung-patung yang didesain mirip seperti para pejuang kemerdekaan. Diantaranya: Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Imam Bonjol dan masih banyak lagi. Ada beberapa ruangan di dalam gedung itu. Ruangan itu berfungsi untuk menyimpan benda-benda jaman kuno yang bersejarah. Seperti: mesin jahit jaman kuno, pakaian waktu perang, aneka senjata dan granat, radio semasa perang dan masih banyak lagi benda-benda bersejarah lainnya. Sebuah tempat tidur yang pernah digunakan oleh Presiden RI I yakni Ir. Soekarno bersama istri tercintanya Fatmawati juga turut menambah koleksi benda-benda bersejarah yang ada di gedung tersebut. Ada juga lho, patungnya Bung Karno dan Bung Hatta bersama tulisan teks Proklamasi Kemerdakan RI yang disertai dua tanda tangan Bapak Proklamator kami wah sungguh asyik ya. Di lain ruangan juga terdapat diorama tentang perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta mempertahankan Kemerdakan Republik Indonesia. Tak lupa juga, disediakan diorama tentang cara memasak pada jaman dulu serta diorama tentang seorang suster yang mengobati para pejuang ketika bertempur di medan perang. Setelah puas berkeliling dan menambah wawasan kami, semua peserta langsung menuju bus dan siap melanjutkan perjalanan untuk pulang. Karena belum waktunya untuk pulang, saya bersama orang tua saya dan petugas travel masih duduk-duduk di sebuah warung. Karena perut saya lapar lagi, saya putuskan untuk membeli semangkok bakso dan segelas es jeruk. Hmmm lezatnya…. perutku yang keroncongan, akhirnya tidak bunyi lagi deh. Tapi kasihan juga ya, para peserta yang lainnya sudah naik ke dalam bus dan siap untuk berangkat, sedangkan aku masih makan bakso, sabar dulu yaaaaa. Selesai makan bakso, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang.
Sebagai oleh-oleh dari tour ke Yogya ini, kami semua mampir ke pasar salak pondoh. Di sana dijual berbagai macam salak. Bagi pencinta salak wajib dicoba berkunjung ke pasar salak pondoh ini. Oleh-oleh yang kedua ialah bakpia. Siapa sih yang tidak kenal makanan khas Yogya ini. Makanan yang isi kuenya kacang hijau. Tapi sekarang ada berbagai macam rasa, seperti rasa keju, durian, kacang tanah, dan lain-lain. Untuk oleh-oleh keluarga di rumah, ayah saya membeli 10 kardus bakpia, karena bila belanja 10 kardus, akn mendapat free 1 kardus. Karena hari semakin gelap dan matahari pun telah terbenam di sebelah barat, kini saatnya kami semua menuju rumah makan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan dari tadi. Beberapa kota telah terlewati, dan akhirnya yang dinanti-nantikan sejak tadi. Para peserta sudah sampai di RM Grafika. Sebelum duduk di kursi untuk menyantap makan malam, bagi yang Muslim, diwajibkan melaksanakan ibadah sholat Maghrib kemudian dilanjut dengan sholat Isya’. Secara berjama’ah di sebuah Musholla kecil tersebut, semua para jama’ah sangat khusuk melaksanakan ibadah sholat. Setelah semua selesai sholat, kami langsung menuju kursi untuk menyantap hidangan yang telah disediakan. Ikan bakar menjadi salah satu makanan faforit di rumah makan tersebut. Tapi sayang, karena ayahku tidak suka dengan bau-bau amis/ ikan laut, terpaksa deh ayah didampingi petugas travel makan di bagian belangkang rumah makan yang tidak ada bau amisnya sama sekali. Karena ikan bakar itu makanan kesukaan saya, saya sengaja mengambil nasi yang agak banyak, karena rasa dari ikan tersebut sungguh lezat. Selagi makan malam, kami semua dihibur dengan seorang penyanyi yang menyanyikan beberapa tembang lagu membuat semakin nikmat saja suasana malam itu. Tak hanya penyanyi yang disediakan, temanku juga ikut menyumbangkan beberapa tembang lagu lho. Karena tempatnya akan digunakan untuk rombongan yang berikutnya, terpaksa deh, kami harus meninggalkan tempat tersebut.
Foto-foto yang lain lihat di judul Bidikanku (kategori jepret di blog ini) dan lihat di www.titipmata.blogspot.com atau klik Titip Mata (cari di kolom sebelah kanan)
0 komentar:
Posting Komentar